Dimulai dari sesampainya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, oke ternyata pesawatnya delay 45 menit, huh #usap jidat.
Setelah 45 menit berlalu, akhirnya kita siap take off
sekitar jam 09.00pm waktu Jakarta,, perjalanan udara sekitar 1 jam 45 menit
untuk sampai bali. Sampai di bandara internasional ngurah rai kita sudah
dijemput oleh supir mobil yang sudah disewa untuk perjalanan kita di Bali
namanya Gus De’ (panggilan untuk laki-laki lajang di Bali “GUS”). Malam itu
jalanan bali sudah mulai sepi apalagi untuk yang menuju pelabuhan Padang Bai,
sangat sepi. Gus De’ langsung memacu mobil ELF –nya agar tidak tertinggal kapal
yang nyebrang ke Lombok. Dan alhasil sesampainya di pelabuhan padang bai
ternyata kapal yang akan ditumpangi belum tiba di pelabuhan, kami tiba di
pelabuhan padang bai sekitar jam 02.30am Waktu bali tepatnya tanggal 28 Maret
2013. Kapal yang kita tumpangi baru tiba sekitar jam 03.30am WITA.
Kami memulai perjalanan laut pukul 04.00am WITA. Itu kali pertama saya naik kapal laut, rasanyaaaa.... oohhh ya Tuhan mau pulang lagi saja ke jakarta L, tapi saya tidak boleh menyerah karena pulau Lombok sudah menanti saya sejak 6 bulan lalu. Dari mulai duduk di dalam kapal sampai matahari terbit saya tertidur pulas, karena saya minum obat anti mabok J. Sempet agak terbangun sebentar dan melihat ke sekitar, ohh ya ampun ombak diluar sana tinggi sekali L akhirnya saya tidur lagi karena tak kuasa melihat terjangan ombak itu. Kemudian terbangun lagi dan langsung menuju tempat solat (saat itu tidak menyadari kondisi di luar karena fokus berjalan menuju tempat solat), setelah selesai solat menikmati pemandangan laut dan gunung baru tersadar saya solat subuh jam 06.30am WITA oooohhh....(maafkan aku ya Allah...)
Akhirnya kami tiba di pelabuhan Lembar Lombok sekitar pukul
9.00am WITA, kami sudah dijemput dengan pak yono (sebut saja itu karena saya
lupa namanya). Kami juga menyewa mobil ELF untuk perjalan kami nanti selama di
Lombok. Pak Yono langsung membawa kami menuju pelabuhan Bangsal, di jalan kami
mampir di warung makan kecil untuk sekedar sarapan. Allahu Akbar, udaranya
sejuk, bersih dan indah banget. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan ke
pelabuhan berikutnya dan mampir sejenak untuk sekedar take a picture J.
Sesampainya kami di parkiran dekat pelabuhan kami kemudian
berpamitan dengan pak yono untuk nyebrang ke gili trawangan. Dari tempat
parkiran itu kami naik CIDOMO (kalau di jakarta namanya delman) biayanya Rp
15.000 per CIDOMO, jaraknya kira-kira 1 KM setelah sampai pelabuhan kami
bertransaksi dengan petugas pelabuhan untuk naik boat yang menuju Gili trawangan. Huh.... lagi...lagi perjalanan
laut dengan alat transportasi yang lebih kecil. Di perjalanan itu tiba-tiba
hujan dan air laut meninggi, saya tidak henti-hentinya istigfar (karena saya
menyadari besarnya dosa saya, takut, dan segala macam rasanya hati saya).
Akhirnya alhamdulilah kami tiba di gili trawangan .
Masyarakat asli disana sangat-sangat ramah, kami ditawari
untuk menginap dirumah mereka tetapi karena kami sudah memiliki penginapan jadi
kami menolak tawaran warga. Kami menginap 3 hari 2 malam, kegiatan disana hanya
main air dan snorkling. Gili trawangan sangat hidup ketika siang hari, namun
ketika malam lewat dari pukul 9.00pm WITA pulau itu mulai menyepi karena
menurut turis-turis asing disana pukul 07.00pm – 07.00am adalah waktunya untuk
istirahat. Hanya beberapa cafe yang masih buka. Malam pertama kami habiskan
untuk berfoto – foto. Untuk makanan disana, tidak perlu khawatir untuk yang
muslim, karena mayoritas penduduknya muslim dan harnganya paling murah Rp
15.000 (untuk jajanan khas indonesia banget) letaknya di lapangan, dekat
dermaga.
oke, cukup sekian gambaran cerita di Gili Trawangan. next kita lanjut cerita di Pulau Lombok J